Kecambah
Kecambah atau taoge adalah
tumbuhan (sporofit) muda yang baru
saja berkembang dari tahap embrionik di dalam biji.
Tahap
perkembangannya disebut perkecambahan dan merupakan satu tahap kritis dalam
kehidupan tumbuhan.
Kecambah
biasanya dibagi menjadi tiga bagian utama: radikula (akar
embrio), hipokotil, dan kotiledon (daun lembaga). Dua kelas dari tumbuhan berbunga dibedakan dari cacah daun lembaganya: monokotil dan dikotil. Tumbuhan berbiji terbuka lebih bervariasi dalam cacah
lembaganya. Kecambah pinus misalnya dapat memiliki hingga delapan daun lembaga. Beberapa jenis
tumbuhan berbunga tidak memiliki kotiledon, dan disebut akotiledon.
Kecambah
sering digunakan sebagai bahan pangan dan digolongkan sebagai sayur-sayuran. Khazanah boga Asia mengenal
taoge sebagai bagian dari menu yang cukup umum. Kecambah dikatakan makanan
sehat karena kaya akan vitamin E namun dikritik pula karena beberapa kecambah
membentuk zat antigizi.
Kecambah jelai yang
dikenal sebagai malt digunakan sebagai salah satu bahan baku bir. Malt juga digunakan
sebagai bagian dari minuman sehat karena mengandung maltosa yang lebih rendah kalori daripada sukrosa.
Khasiat kecambah sebagai bahan pangan
Kecambah
merupakan pangan yang rendah kadar lemak, kaya vitamin C, serta memiliki folat dan
protein yang dapat memperkecil risiko timbulnya penyakit kardiovaskular dan
merendahkkan LDL dalam darah. Dalam
kecambah, terkandung fitoestrogen yang dapat berfungsi seperti estrogen bagi
wanita. Estrogen tersebut dapat meningkatkan kepadatan dan susunan
tulang, serta mencegah kerapuhan tulang (osteoporosis) khususnya bagi wanita yang berada pada masa
menopause. Konsumsi kecambah juga dapat membantu wanita terhindar dari kanker
payudara, gangguan menjelang mensturasi, keluhan semburat panas pada
pra-menopause, dan gangguan akibat menopause. Tidak hanya itu, kecambah juga memiliki kemampuan
mengurangi risiko terkena artritis, memperlancar pencernaan, reproduksi, dan saluran kelenjar (glandular). Pada beberapa jenis
kecambah, terkandung senyawa fitokimia dalam jumlah besar dan salah satunya
adalah kanavanin. Senyawa ini banyak ditemukan pada kecambah alfalfa dan
bermanfaat untuk mencegah kanker darah, kanker usus besar, dan kanker pankreas.
Selain kanavanin, senyawa anti-kanker lain yang terkandung di dalam kecambah
adalah daidzein dan ''genistein''. Senyawa
genistein secara efektif menghambat pasokan gizi (makanan)untuk sel-sel kanker
sehingga membunuh sel kanker dalam tubuh. Selain itu, di dalam kecambah juga
terkandung saponin yang dapat meningkatkan imunitas tubuh dengan menstimulasi interferon dan sel limfosit T.
Kecambah sebagai makanan sapihan
Makanan
sapihan adalah makanan yang secara khusus diformulasikan untuk bayi berusia 3-9
bulan yang mengalami masa peralihan dari mengonsumsi susu menjadi mengonsumsi
makanan padat. Pada masyarakat tradisional Indonsia, makanan sapihan yang
diberikan berupa campuran nasi dan berbagai sayuran seperti bayam dan wortel ataupun ada pula yang hanya menggunakan pisang. Kelemahan dari makanan sapihan tradisional ini adalah kandungan pati yang
banyak terdapat di dalamnya menyebabkan pangan tersebut menjadi bulky atau limbak karena sifat pati
yang mudah menyerap air dan mengental saat dipanaskan sehingga menyebabkan bayi
yang mengonsumsinya sudah merasa kenyang sebelum lambungnya terisi cukup makanan. Selain itu, pati yang merupakan
makromolekul tidak dapat dipecah secara sempurna oleh enzim pencernaan bayi
yang masih sangat terbatas. Salah satu cara untuk menghasilkan makanan sapihan
yang mudah, sehat, dan relatif murah adalah menggunakan tepung kecambah (taoge). Di dalam kecambah, terdapat kandungan
enzim amilase yang tinggi.
Dengan melakukan pengeringan selama 7-8 jam, enzim amilase pada
kecambah akan memecah pati yang dikandungnya menjadi molekul sederhana sehingga
tepung kecambah yang dihasilkan tidak mengental bila dipanaskan dan tidak bulky. Tepung kecambah didapatkan
dari kecambah kering yang dikuliti, disangrai, digiling, dan disaring. Makanan
sapihan untuk bayi sebaiknya dibuat dari campuran tepung kecambah dari dua
jenis bahan, seperti taoge kacang hijau dan sorgum sehingga diperoleh campuran dengan kadar protein 10-15% dan energi yang
terkandung di dalamnya 370 kkal/100 gram dengan nilai PER (protein efficiency
ratio) sekitar 2,35. Umumnya bayi memerlukan 16-18 gram protein per hari dan
itu bisa didapatkan dengan konsumsi makanan sapihan sebanyak 80-100 gram per
hari. Bila dibandingkan dengan makanan sapihan tradisional, hanya diperlukan
1/3 volume makanan sapihan dari tepung kecambah untuk memenuhi kebutuhan bayi.
Beberapa jenis kecambah bahan pangan
Kecambah kacang hijau (Taoge)
Taoge adalah sayuran yang
merupakan tumbuhan muda yang baru saja berkecambah dan dilindungi dari cahaya. Kata taoge
sendiri adalah serapan dari dialek Hokkian, istilah Mandarin-nya adalah douya (豆芽) yang secara harfiah berarti kecambah kacang-kacangan, umumnya berasal
dari kacang hijau dan sering disajikan dalam menu makanan dari
Asia Timur. Taoge segar sangat kaya akan vitamin E, dan merupakan menu yang sangat dianjurkan untuk
dikonsumsi. Dengan mengonsumsi taoge, tubuh akan terobati dan tercegah dari
kekurangan vitamin E.
Kecambah kacang kedelai (Soybean sprout)
Kecambah
kacang kedelai memiliki karakteristik berupa ukuran yang lebih besar dari
kecambah kacang hijau, memiliki akar yang lebih panjang dan bentuk lebih
ramping, serta berwarna kehijau-hijauan. Rasa dari kecambah jenis ini adalah
renyah dan terasa agak pahit apabila disantap mentah-mentah. Kecambah dari
kedelai memiliki kandungan aroma langu (beany
flavor) yang relatif lebih tinggi dibandingkan kecambah kacang hijau,
namun memiliki kalori dan protein yang lebih tinggi dibandingkan kecambah
lainnya. Bagi seorang vegetarian, kecambah kedelai merupakan salah satu
alternatif makanan arena memiliki energi sebesar 86 kkal per cangkir yang
dikonsumsi.
Kecambah alfalfa
Kecambah ini
memiliki bentuk yang menyerupai tunas halus berdaun hijau dengan rasa yang
renyah dan segar. Keunggulan dari kecambah alfafa adalah kandungan saponin yang terdapat di
dalamnya sangat tinggi. Saponin tersebut merupakan suatu senyawa yang dapat
menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) tanpa mengganggu kolesterol baik
(HDL) sehingga mencegah terjadinya stroke dan serangan jantung.
No comments:
Post a Comment